Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Sepanjang masa pemerintahan Presiden Soeharto, aksi demonstrasi mahasiswa jarang ditemui karena adanya depolitisasi dan represi yang dilakukan oleh rezim Orde Baru terhadap gerakan mahasiswa. Melalui kebijakan Normalisasi Kebijakan Kampus dan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK), pemerintah dapat menekan pergerakan mahasiswa selama dua puluh tahun.
Meskipun demikian, pada akhir masa Orde Baru di tahun 1998, para mahasiswa melakukan aksi demonstrasi untuk menuntut reformasi. Peristiwa reformasi diawali oleh Krisis Finansial Asia 1997. Pada awalnya, krisis moneter diawali dari jatuhnya mata uang baht Thailand terhadap dollar AS yang disusul peso Filipina, ringgit Malaysia, dollar Singapura, dan merembet ke rupiah. Krisis Finansial Asia 1997 kemudian membawa dampak bagi perekonomian nasional yang ditandai dengan banyaknya pengangguran dan kenaikan harga-harga barang, dan kemudian disebut dengan nama krisis moneter.
Kenaikan barang-barang kemudian menimbulkan krisis multidimensional dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi. Selama masa-masa krisis, mahasiswa banyak melakukan diskusi tentang ide-ide reformasi. Semula dibungkam oleh kampus, pada masa krisis gerakan mahasiswa justru mendapat dukungan dari pihak kampus yang tidak lagi membatasi ruang gerak mahasiswa dalam bidang politik.
Puncak krisis terjadi pada Mei 1998, di mana mahasiswa melakukan aksi demonstrasi peristiwa reformasi tahun 1998. Terpisah dengan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa, pada bulan Mei 1998 terjadi kerusuhan besar-besaran yang secara sistematis menyasar warga etnis Tionghoa sebagai korban.
Hingga saat ini, peristiwa Mei 1998 dikenal sebagai titik lahirnya reformasi di Indonesia.
Unjuk rasa 15 Januari 1974 di sekitar Bundaran Harmoni, Jakarta Pusat.
Ribuan mahasiswa yang dipimpin Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Hariman Siregar, menggelar demonstrasi karena ketidakpuasan masyarakat terhadap korupsi, harga-harga yang naik, dan kebijakan investasi luar negeri. Mahasiswa melakukan long march dari kampus Universitas Indonesia di Salemba menuju Universitas Trisakti di Jalan Kiai Tapa, Jakarta Barat. Demonstrasi dilakukan tepat kunjungan Perdana Menteri (PM) Jepang Kakuei Tanaka ke Jakarta untuk kepentingan investasi Jepang di Indonesia.
Demonstrasi diwarnai oleh kerusuhan dari pihak tidak dikenal sehingga menyebabkan kerusuhan. Tercatat sebanyak 11 korban meninggal, 300 luka luka, dan 775 orang ditahan. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan sebutan Malapetaka Lima Belas Januari (Malari).
Sebagai imbas dari peristiwa Malari, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef mengeluarkan SK 0156/U/1978 tentang Normalisasi Kebijakan Kampus (NKK). Dengan adanya NKK, kampus diharuskan menjadi kawasan steril dari aktivitas politik. Mahasiswa yang melakukan kegiatan politik mendapatkan sanksi keras berupa pemecatan dari kampus.
Sebagai lanjutan dari kebijakan NKK, Menteri Daoed Joesoef kembali mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 037/U/1979 tentang pembentukan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) yang berhasil memiliki tugas untuk menekan aktivitas politik dan organisasi mahasiswa di kampus.
Titik awal krisis ekonomi dan moneter yang ditandai dengan turunnya nilai rupiah terhadap dollar amerika.
Presiden Soeharto mengambil sumpah untuk menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia periode 1998–2003 berdasarkan kelanjutan hasil Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997. Sumpah jabatan mendapatkan penolakan keras oleh masyarakat yang diikuti oleh aksi protes dari mahasiswa yang tidak menganggap Pemilu 1998 adalah pemilu yang sah.
Mahasiswa Universitas Trisakti mengadakan unjuk rasa memperingati tiga tahun Tragedi Trisakti, Sabtu, 12 Mei 2001.
Mahasiswa, dosen, pegawai, dan alumni Universitas Trisakti mengadakan aksi damai untuk menuntut reformasi. Pada awalnya, aksi damai direncanakan akan dilakukan di kampus Trisakti dan Gedung DPR. Pada siang hari di kampus Trisakti, para mahasiswa menggelar mimbar bebas untuk menuntut pemerintah melakukan reformasi politik, ekonomi, dan hukum, serta menuntut dilaksanakannya Sidang Umum Istimewa MPR.
Memasuki pukul 13.00 WIB, para peserta aksi damai mulai melakukan mobilisasi ke gedung DPR/MPR di Senayan. Akan tetapi, banyaknya mahasiswa yang tergabung dalam aksi membuat aparat kesulitan untuk membendung mahasiswa. Berdasarkan negosiasi yang dilakukan oleh pihak kampus dan aparat, diambil keputusan bahwa mahasiswa dapat melakukan demonstrasi di depan Kantor Wali Kota Jakarta Barat yang berada 300 meter dari kampus Trisakti.
Aksi damai pada awalnya berlangsung lancar. Akan tetapi, pada sore hari ketika para mahasiswa mulai kembali memasuki kampus Trisakti, para aparat mulai menembaki mahasiswa. Akibat penembakan yang dilakukan oleh aparat, terdapat empat mahasiswa yang gugur akibat tertembak oleh aparat, yaitu:
Akibat kekerasan dan penembakan yang dilakukan oleh aparat, peristiwa ini kemudian dikenal dengan nama Tragedi Trisakti. Tragedi Trisakti kemudian memicu solidaritas dan kemarahan mahasiswa di seluruh Indonesia.
Sumber: “Insiden di Universitas Trisakti: Enam Mahasiswa Tewas” (Kompas, 13 Mei 1998, halaman 1)
Mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR dalam unjuk rasa menuntut reformasi, Rabu, 20 Mei 1998.
Ribuan mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia melakukan aksi demonstrasi. Mahasiswa di Jakarta melakukan aksi di Kantor DPR/MPR di Senayan dan berhasil menduduki gedung DPR/MPR. Dengan membawa slogan reformasi, mahasiswa menuntut penataan ulang secara total dalam bidang politik dan ekonomi. Dalam bidang politik, secara garis besar mahasiswa menuntut untuk:
Sementara itu, dalam bidang ekonomi, secara garis besar mahasiswa menuntut:
Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatan sebagai Presiden dan digantikan oleh Baharuddin Jusuf Habibie, menandai berakhirnya masa Orde Baru.
Dengan dicabutnya berbagai peraturan represif yang membatasi kebebasan berekspresi, pada masa reformasi mahasiswa dapat melakukan aksi demonstrasi dengan lebih leluasa. Aksi demonstrasi mahasiswa dicirikan dengan ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah maupun protes terhadap kenaikan harga barang.
Selain itu, masa reformasi juga diwarnai dengan keikutsertaan mahasiswa dalam demonstrasi yang dilakukan secara rutin, seperti Aksi Kamisan yang diadakan setiap minggu maupun Hari Buruh dan Hari Perempuan Internasional yang diadakan setiap tahun.
Memasuki masa pemerintahan Joko Widodo yang bersamaan dengan perkembangan teknologi, di samping menggunakan demonstrasi sebagai cara untuk menyampaikan kritik dan aspirasi terhadap pemerintah, mahasiswa juga menggunakan cara-cara lain untuk menyampaikan kritik dan aspirasi. Salah satunya adalah melakukan kampanye melalui media sosial.
Aksi unjuk rasa oleh sekitar 1.000 mahasiswa menuju rumah mantan Presiden Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta Pusat, Kamis, 13 April 2000, menuntut agar Soeharto diadili.
Unjuk rasa di bawah payung Jaringan Kota yang didukung oleh lima organ gerakan mahasiswa, yakni Keluarga Mahasiswa Universitas YAI, Forum Bersama, Komite Aksi Mahasiswa (KAM) Jakarta, Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Famred), dan Forum Kota (Forkot), berjalan kaki menuju rumah mantan Presiden Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta Pusat. Aksi yang dilakukan sekitar 1.000 mahasiswa pada Kamis, 13 April 2000 ini berakhir dengan bentrok berkepanjangan.
Sumber: “Demo Soeharto Berakhir dengan Bentrok” (Kompas 14 April 2000, halaman 1)
Bertepatan dengan hari ulang tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI), mahasiswa di berbagai kota besar di Indonesia melakukan aksi demonstrasi. Terdapat dua tuntutan utama yang diajukan, antara lain, penghapusan Dwifungsi TNI dan penghapusan teritorial militer.
Demonstrasi yang terjadi di Yogyakarta turut menelan korban. Terdapat dua mahasiswa di Yogyakarta yang mengalami luka parah di kepala akibat serangan dari kelompok massa tidak dikenal. Serangan terjadi di Gedung RRI (Radio Republik Indonesia) Nusantara II Yogyakarta.
Sumber: “Unjuk Rasa Mahasiswa Sambut HUT TNI, Dua Orang Dibacok” (Kompas, 6 Oktober 2000, halaman 7)
KOMPAS/MOHAMAD BURHANUDIN
Badan eksekutif mahasiswa (BEM) perguruan tinggi se-Semarang berunjuk rasa di depan gedung DPRD Jateng, Selasa (20/9/2005). Mereka menolak kenaikan harga BBM dan mendesak penurunan harga-harga barang yang mulai melonjak naik. Para mahasiswa itu juga menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera merombak tim ekonominya.
Mahasiswa yang merupakan bagian dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) perguruan tinggi se-Semarang melakukan unjuk rasa di depan gedung DPRD Jawa Tengah.
Mahasiswa, bersama dengan elemen masyarakat di Jawa Tengah menolak kenaikan BBM yang dinilai akan memicu inflasi di Jawa Tengah. Aksi penolakan kenaikan harga BBM didukung oleh DPRD Jateng.
Sumber: “Mahasiswa Tolak BBM Naik” (Kompas, 1 Maret 2005, halaman 1)
Masih terkait dengan kenaikan harga BBM, ulang tahun pertama masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla disambut oleh demonstrasi yang dilakukan oleh gabungan mahasiswa dan elemen masyarakat.
Demonstrasi dilakukan di beberapa titik di Indonesia, antara lain, di depan Istana Merdeka (Jakarta), Solo, (Jawa Tengah), dan Palembang, (Sumatera Selatan). Demonstrasi dilakukan untuk mengevaluasi kinerja pemerintahan SBY-JK selama satu tahun. Kenaikan harga BBM menjadi salah satu pokok evaluasi yang diajukan.
Sumber: “Setahun Pemerintahan SBY-JK: Kecewa dengan Pemerintah, Demo Muncul di Berbagai Kota” (Kompas, 21 Oktober 2005, halaman 1).
Gelombang unjuk rasa memperingati 10 tahun reformasi terjadi pada Rabu, 21 Mei 2008. Sedikitnya 6.000 orang mahasiswa dan kelompok massa berkumpul di depan Istana Negara dan Gedung MPR/DPR. Mereka mengajukan tujuh gugatan kepada pemerintah, yaitu:
Sumber: “Ribuan Pendemo Banjiri Jakarta * BEM Seluruh Indonesia Ajukan Tujuh Gugatan” (Kompas, 22 Mei 2008, halaman 25)
Unjuk rasa ratusan mahasiswa di depan Gedung DPR menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan mengecam pemerintah yang tidak prorakyat. Bersamaan dengan itu, Rapat Paripurna DPR pada Selasa, 24 Juni 2008 itu menyetujui penggunaan hak angket atau hak penyelidikan atas kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Unjuk rasa berakhir ricuh dan mengakibatkan kerusakan pagar Gedung DPR, belasan kendaraan bermotor rusak dan dibakar massa.
Sumber: “DPR Setujui Angket BBM * 233 Anggota Dukung, 127 Menolak” (Kompas, 25 Juni 2008, halaman 1)
“Unjuk Rasa: Polisi Tangkap 16 Orang” (Kompas, 25 Juni 2008, halaman 1).
Mahasiswa di berbagai daerah berunjuk rasa menyuarakan aspirasi masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM. Beberapa aksi berakhir ricuh dan merusak fasilitas umum, seperti yang terjadi di Medan dan Purwokerto.
Sumber: “Stabilitas Nasional Terancam * Unjuk Rasa Mahasiswa dan Rakyat di Berbagai Daerah Terus Berlanjut” (Kompas, 31 Maret 2012, halaman 3).
Puluhan mahasiswa mahasiswi yang tergabung dalam Aliansi BEM Seluruh Indonesia 2017 mengadakan aksi demo di halaman gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (9/3/2017). Mereka menuntut KPK untuk tidak gentar mengusut korupsi e-KTP tanpa intervensi dari pihak manapun.
Karena sejumlah kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat, mahasiswa di seluruh titik di Indonesia melaksanakan aksi demonstrasi dengan nama aksi #ReformasiDikorupsi. Mahasiswa yang melakukan aksi di Jakarta melakukan demonstrasi di sekitar gedung DPR, Senayan, DKI Jakarta.
Aksi #ReformasiDikorupsi membawa tujuh tuntutan utama, meliputi:
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Mahasiswa dari sejumlah universitas kembali menggelar aksi unjuk rasa di luar gerbang Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (19/9/2019). Mereka menyampaikan mosi tidak percaya kepada DPR karena DPR bersama pemerintah telah sepakat mengesahkan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU KPK).
Mahasiswa, bersama dengan buruh dan siswa SMK, melakukan aksi demonstrasi untuk memprotes pembahasan RUU Cipta Kerja. Demonstrasi dilaksanakan di sejumlah titik di Indonesia, antara lain berlangsung di Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tenggara.
Sumber: “Demo Meluas, Protokol Kesehatan Terancam” (Kompas, 8 Oktober 2020, halaman 1)
Ribuan orang dari kalangan mahasiswa, siswa SMK, dan buruh berunjuk rasa menolak RUU Cipta Kerja di Jalan S Parman, depan Kantor DPRD Sumatera Barat, Padang, Sumbar, Rabu (7/10/2020).
Mahasiswa berunjuk rasa di berbagai daerah di Indonesia. Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyampaikan 6 tuntutan, yakni:
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Massa berunjuk rasa di depan Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/4/2022). Mereka, di antaranya, menuntut anggota DPR untuk tidak mengubah konstitusi, khususnya bagian yang mengatur masa jabatan presiden.
TRIBUNSUMSEL.COM - Contoh demonstrasi kontekstual modul 3.1 wawancara dengan kepala sekolah, Tugas CGP akan dimuat pada artikel berikut.
Pada topik demonstrasi kontekstual ini, Bapak/Ibu Guru Calon Guru Penggerak (CGP) akan melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain.
Bapak/Ibu Guru CGP diharapkan melaksanakan Wawancara dan menganalisisnya dengan 2-3 Kepala Sekolah berkaitan dengan Dilema Etika atau Bujukan Moral yang terjadi di sekolah tersebut.
Saya melaksanakan wawancara kepada dua orang kepala sekolah yaitu Bapak Ade Suhaya, S.Pd.,M.M.Pd. selaku kepala SMPN 2 Kersamanah dan Imas Nurmawati, S.Pd. selaku Kepala TK Muharroron Cibatu.
Ade Suhaya, S.Pd.,M.M.Pd
Hari Minggu, Tanggal 16 April 2023
Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
Dari kasus yang ada, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu antara Dilema Etika (yang berdasar antara benar VS benar), dan Bujukan Moral (yang berdasar pada benar VS salah)
Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
Selama ini dalam pengambilan keputusan dalam kasus dua kepentingan yang sama-sama benar, di dasarkan pada rasa peduli, kasih sayang dan memikirkan dampak jangka pendek & jangka panjangnya.
Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
Langkah/prosedur dalam pengambilan keputusan yang dilakukan selama ini adalah dengan melakukan analisa kasus, melihat siapa saja yang terlibat, nilai apa saja yang bertentangan, data dan fakta yang mendukung, serta melakukan uji kebenaran atau salah.
Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. Pengujian benar atau salah. Pengujian paradigma benar lawan benar.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut chord gitar Buruh Tani - Marjinal yang dimainkan dari kunci Am.
Buruh Tani - Marjinal
[Intro] Dm Am Gm Am G Am
[Verse 1]AmBuruh tani mahasiswa rakyat miskin kotaDm AmBersatu padu rebut demokrasiDm AmGegap gempita dalam satu suaraG AmDemi tugas suci yang mulia
AmHari-hari esok adalah milik kitaDm AmTerciptanya masyarakat sejahteraDm AmTerbentuknya tatanan masyarakatG AmIndonesia baru tanpa orba
[Chorus]G AmMarilah kawan mari kita kabarkanG AmDi tangan kita tergenggam arah bangsaG AmMarilah kawan mari kita nyanyikanG AmSebuah lagu tentang pembebasan
AmDi bawah kuasa tiraniDm AmKususuri garis jalan iniDm AmBerjuta kali turun aksiG AmBagiku satu langkah pastiAmBerjuta kali turun aksiDm AmBagiku satu langkah pastiDm Am G AmBagiku satu langkah pasti
AmBuruh tani mahasiswa rakyat miskin kotaDm AmBersatu padu rebut demokrasiDm AmGegap gempita dalam satu suaraG AmDemi tugas suci yang mulia
AmHari-hari esok adalah milik kitaDm AmTerciptanya masyarakat sejahteraDm AmTerbentuknya tatanan masyarakatG AmIndonesia baru tanpa obat
[Bridge]AmMarilah kawan mari kita kabarkanDm AmDi tangan kita tergenggam arah bangsaDm AmMarilah kawan mari kita nyanyikanG AmSebuah lagu tentang pembebasan
AmDi bawah kuasa tiraniDm AmKususuri garis jalan iniDm AmBerjuta kali turun aksiG AmBagiku satu langkah pastiAmBerjuta kali turun aksiDm AmBagiku satu langkah pastiDm Am G AmBagiku satu langkah pasti
Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Rohani Sampai Akhir Hidupku - JPCC Worship, Kunci Mudah Dimainkan dari C
Baca juga: Chord Gitar Lagu Anyone dari Justin Bieber, Beserta Lirik Lagunya
Baca juga: Chord Gitar Kemesraan - Iwan Fals, Kunci Mudah Dimainkan dari C
Sejak lahirnya, reggae memang identik sebagai musik protes. Genre musik yang berasal dari tanah Jamaika ini kerap berteriak lantang menentang ketidakadilan, kemiskinan, ketimpangan, rasisme, perang, kolonialisme dan imperialisme.
Bob Marley, sang pencetus reggae yang mendapat julukan “King of Raggae”, menyuarakan perlawanan lewat lirik-lirik lagunya. Sebut saja, misalnya: “get up, stand up”, Redemptiong Song, War, Revolution, One Love, Them Belly Full (But We Hungry), dan masih banyak lagi.
Di Indonesia, reggae juga cukup populer. Tidak sedikit lagu reggae di Indonesia yang liriknya kritis terhadap keadaan sosial di negeri ini, seperti kemiskinan, ketidakadilan, ketimpangan, korupsi dan lain-lain.
Berikut ini 10 reggae Indonesia yang menyuarakan ketidakadilan:
#1 Serenada (Steven & Coconut Trees)
Lagu Serenada dinyanyikan oleh Steven & Coconut Trees di album Other Side tahun 2005. Sebetulnya ini lagu ciptaan Iwan Fals dinyanyikan bersama Ritta Rubby di tahun 1984.
Serenada atau serenade adalah lagu penghormatan untuk seseorang. Kalau dilihat dari liriknya, jelas ini serenada untuk orang-orang yang tertindas. Sebagaimana dua bari pertama dari lagu ini: “Aku ingin menyanyikan lagu/ buat orang-orang yang tertindas.”
Lagu ini jelas diperuntukkan untuk mereka yang tercekik oleh kemiskinan: Di lorong lorong lorong jalan/ Di kolong kolong kolong jembatan/ Di kaki kaki kaki lima/ Di bawah menara/ Kau masih mendekap derita.
#2 Siempre (Ras Muhamad)
Lagu “Siempre” di ciptakan oleh musisi reggae Ras Muhamad di tahun 2007 dan masuk dalam koleksi album Reggae Ambassador. Lagu ini merupakan tribute untuk pejuang revolusioner Amerika latin, Ernesto Che Guevara.
Muhamad Egar, atau lebih senang dipanggil Ras Muhamad, adalah pengagum Che Guevara. Dia kerap memanggil “Komandante” kepada pejuang penting Revolusi Kuba itu.
Ras Muhamad, yang pernah tinggal lama di Amerika Serikat, tidak asing dengan sosok Che Guevara. Ia sudah membaca kisah dan perjuangan pahlawan kelahiran Argentina itu. Baginya, Che adalah pahlawan kaum tertindas.
Kata Ras Muhamad, kata “Siempre” yang menjadi judul lagunya terinspirasi dari lagu berjudul “Hasta Siempre” yang dinyanyikan oleh musik asal Kuba, Buena Vista Social Club.
#3 Kongkalikong (Tony Q Rastafara)
Lagu “kongkalikong” diciptakan oleh Tony Q Rastafara pada tahun 2010 dan masuk album Kurang Tambah. Lagu ini mengkritik perilaku pemimpin politik yang korup dan mengabaikan nasib rakyat.
Bagi Tony Q di dalam lagu ini, tugas pemimpin adalah menjalankan mandat rakyat, yaitu mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial. Bukan sibuk memperkaya diri sendiri, apalagi korupsi dan saling sikat untuk memperebutkan proyek.
Seperti di lirik lagunya: Akankah sila kelima dari pancasila/ Bisa terwujud segera/ Kalau masih banyak para pemimpin kita/ Menghilangkan rasa cinta/ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia/ Apakah ini akan jadi slogan belaka/ Sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia/ Mungkin akan menjadi dongeng.
#4 Putra Nusantara (Shaggy Dog feat Iwa K)
Lagu “Putra Nusantara” diluncurkan oleh Shaggy Dog bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2016 lalu. Lagu ini dinyanyikan bersama dengan rapper Iwa K.
Lagu bicara tentang nasib anak-anak Indonesia yang tidak bisa menikmati pendidikan karena biaya pendidikan yang terlampau mahal. Anak-anak tersebut terpaksa menjadi anak jalanan dan berjibaku dengan kerasnya kehidupan kota.
Badan hitam legam terbakar matahari/ sehitam warna langit kota yang penuh polusi/ seharusnya mereka berada di sekolah/ tapi sekolah mahal bagi mereka yang tak punya.
Di lagu ini juga, grup musik Jogja ini juga mengeritik politisi yang mengingkari janji politiknya saat pemilu.
#5 Emansipasi (Ras Muhammad feat Dennis Brown)
Lagu “Emansipasi” diciptakan oleh Ras Muhammad tahun 2013 dan masuk dalam album Berjaya. Lagu yang dinyanyikan bersama Dennis Brown itu untuk menyambut peringatan 59 tahun Konferensi Asia-Afrika.
Lagu ini berbicara tentang semangat Asia-Afrika yang bebas dari kolonialisme dan imperialisme. Dibuka pidato Sukarno yang berapi-api, lagu Emansipasi diselingi pidato-pidato pahlawan pembebasan Asia-Afrika, seperti Sukarno, Malcolm X, dan Kwame Nkrumah.
Berikut potongan liriknya: Emansipasi & pembebasan/ ‘tuk semua bangsa yang tertindas/ emansipasi & pembebasan/ satukan dunia dalam laras perlawanan/ inilah pencerahan dalam masa yang kelam/mematahkan rantai-rantai kolonial Babylon/ kebangkitan kembali bangsa Asia & Afrika.
#6 Republik Sulap (Tony Q Rastafara)
Lagu “Republik Sulap” diciptakan oleh Tony Q Rastafara menjelang Pemilu 2009. Lagu ini termasuk dalam album “Presiden” yang diluncurkan tahun itu juga.
Lagu ini sebetulnya kritik berbentuk satire terhadap keadaan negeri yang tidak kunjung membaik. Masih ada korupsi di sana-sini. Karena konteks lagu ini adalah pemilu 2009, mungkin juga ada kaitannya dengan politik kotor.
#7 Crisis (Ras Muhammad)
Lagu “Crisis” diciptakan oleh Ras Muhamad pada tahun 2009 dan masuk dalam album “Next Chapter”. Lagu ini bicara tentang krisis ekonomi yang menghantui rakyat kecil.
Krisis ekonomi membuat perjuangan rakyat kecil untuk sesuap nasi makin keras. Krisis membuat nilai gaji tidak sanggup lagi mencukupi kebutuhan. Sebab, biaya hidup meninggi.
Begitulah kira-kira pesan lagu “Crisis” ini. Hanya saja, menghadapi persoalan krisis ini, saran Ras Muhamad terdengar pintas tetapi filosofis: ulurkan tanganmu. Ini bisa bermakna filantropis, tetapi juga bisa diartikan solidaritas sosial.
#8 Ironi Negeri Surga (Tony Q Rastafara)
Lagu “Ironi Negeri Surga” adalah lagu terbaru Tony Q Rastafara yang diciptakan tahun 2014 lalu dan masuk album “Menjemput Mimpi”.
Lagu ini lagi-lagi sangat satire. Di satu sisi, negeri kita terbilang sangat kaya raya, mulai dari hasil laut, ladang, hutan, hingga hasil buminya, hingga disebut “Negeri Surga”.
Tetapi di sisi lain, kita justru mengimpor beras dari luar. Banyak rakyat kita yang terpaksa menjadi buruh migran di luar. Juga masih disuguhi fenomena antre bahan bakar.
Dan lirik ini yang paling satire: Sayang sayang sayang sayang/ Harus beli air/ Dari mata air/ Gunung nya sendiri.
#9 Tuhan sudah Mati (Tony Q Rastafara feat Roy Jeconiah)
Ini juga lagu terbaru Tony Q di album “Menjemput Mimpi”. Lirik lagu ini sangat singkat, tetapi kritikannya sangat tajam.
Tony Q mengeritik mereka yang suka berebut kursi kekuasaan sebagai setan dan iblis. Dia juga mengeritik mereka yang rela menjual idealismenya dengan uang.
Setan dan Iblis, Saling berebut Kursi Kekuasaan/ Pejuang-pejuang Suci telah tertidur berbantal uang.
Bagi Tony Q, mereka yang melakukan perbuatan itu seolah-olah menganggap “Tuhan sudah mati”.
Memang, di album Menjemput Mimpi ini, Tony Q banyak menyelipkan kritik sosial. “”Hampir semua lagu saya mengkritisi situasi ya, apa lagi situasinya nggak balance, di album ini banyak juga menceritakan seperti itu,” kata Tony Q, seperti dikutip liputan6.com (28/5/2014).
#10 Bebas Merdeka (Steven & Coconut Trees)
Lagu “Bebas Merdeka” adalah lagu reggae paling populer yang dinyanyikan oleh Steven & Coconut Trees. Lagu ini ada di album The Other Side (2005).
Lagu ini tentang orang yang memilih jalan hidupnya secara bebas dan merdeka. Dan dia bisa menikmati hidupnya dengan bahagia, bebas, tanpa beban. Dan yang lebih penting lagi, pilihan hidupnya itu bebas dari perilaku kriminal.
Lagu ini merupakan jawaban atas mereka yang sedang mencari jati diri dan jalan hidup. Mereka yang ingin menjadi manusia otentik, tanpa harus didikte oleh pihak lain.