Diterbitkan untuk:Schneider Electric Indonesia
Pemakai token listrik atau PLN prabayar wajib tahu tentang perolehan jumlah kWh ketika membeli token listrik di outlet Toko Modern Fastpay atau tempat lain. Pemakaian listrik prabayar dipercaya lebih murah pengeluaran dibanding listrik pasca bayar karena mudah dikontrol.
Banyak orang masih salah sangka kepada beberapa layanan pembelian listrik prabayar macam Toko Modern Fastpay atau gerai minimarket dan tempat lain karena mempertanyakan jumlah perolehan yang berbeda dari token listrik, biasanya dapat segini kok kini dapat segini?
Nah, agar kamu bukan termasuk diantara orang yang salah sangka ketika membeli token listrik dimana saja, untuk itulah perlu adanya sebuah dasar dimana kamu harus bisa menghitung jumlah kWh dalam pembelian token/pulsa listrik.
Sebelum memulai menghitung jumlah kWh dari pembelian token listrik, sebaiknya kamu pahami lebih dulu variabel dalam struk token. Hal ini penting, agar kamu tidak mengalami kesalahpahaman atau kebingungan terhadap isi struk/nota pembelian tersebut.
Penjelasan variabel struk token listrik yang umum didapat (tata letak ada yang berbeda namun varibel sama)
Biaya admin Biaya admin adalah biaya yang dibebankan kepada konsumen atau pembeli token listrik. Nilai biaya admin ini berbeda-beda tergantung Anda membelinya dimana dan dengan biaya admin berapa yang dikenakan.
Catatan: bila harga belinya belum termasuk admin, jumlah kWh yang didapat akan lebih banyak. Rata-rata pembelian token listrik PLN dikenakan biaya admin tambahan. Contoh harga token Rp 100.000 akan ditambah biaya admin.
Biaya materai Biaya ini adalah biaya tambahan terhadap pembelian token atau pulsa listrik, biaya materai dikenakan ketika kamu membeli token dengan nilai diatas 200 ribu rupiah.
PPJ atau biaya Pajak Penerangan Jalan PPJ ini adalah nilai biaya tambahan dimana di setiap daerah berbeda-beda persentasenya. Lihat daftar PPJ di bawah.
Gol TDL (Tarif Dasar Listrik) Golongan tarif ini tergantung dari nilai golongan listrik yang merujuk pada gambar diatas. Lihat daftar TDL sesuai golongan di bawah.
PPN (Pajak Pertambahan Nilai) PPN ini dikenakan pada pembeli yang menggunakan listrik rumah tangga dengan golongan R2 (listrik diatas 3500 VA ketas)
Nomer Token/Stroom Nomer yang akan dimasukkan pada meteran listrik
Tarif Dasar Listrik (TDL) golongan R1 (Rumah Tangga) *data per Maret 2018 Golongan Tarif/Daya Keterangan Tarif (Rp /kWh)
Berapakah tarif PPJ (Pajak Penerangan Jalan) untuk rumah tangga?
Bila kamu sudah memahami variabel struk listrik, maka seharusnya kamu sudah bisa menghitung jumlah token listrik yang akan kamu beli nantinya. Berikut ini rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah kWh dalam pembelian token/listrik prabayar.
Contoh ilustrasi penghitungan jumlah kWh listrik prabayar Kamu tinggal di Yogyakarta dan ingin membeli token listrik dengan nominal uang Rp 100.000, sedang batas daya listrik kamu 1.300 VA di golongan TDL R1 (lihat info TDL diatas). Jadi, berapakah nilai kWh yang bakal kamu terima dengan nominal 100 ribu tersebut?
Nah, sekarang kamu tidak perlu bertanya-tanya jumlah kWh yang kamu dapat ketika membeli token listrik, ada parameter yang mempengaruhi perolehan token listrik, diantaranya biaya admin yang dikenakan dan PPJ serta nilai-nilai lain seperti uraian di atas. Semoga tulisan ini dapat membantu.
Peluang bisnis agen token listrik dan bayar PLN Bersama Fastpay kamu dapat menjalankan bisnis atau usaha untuk menjadi agen token listrik atau melayani pembayaran tagihan listrik pascabayar dengan keuntungan melimpah. Karena dengan menjadi outlet Toko Modern Fastpay, kamu dapat menjalankan 8 bisnis sekaligus, yaitu menjadi agen pembayaran, agen keuangan perbankan digital, agen top up e-money terlengkap, agen pulsa dan internet murah, agen tiket perjalanan, agen ekspedisi/logistik dan agen penjualan barang.
Toko Modern Fastpay adalah bisnis keagenanan keuangan digital & sistem pembayaran terlengkap yang melayani berbagai macam kebutuhan orang Indonesia seperti layanan perbankan setor tunai, tarik tunai dan transfer uang antar bank murah, daftar merchant QRIS tercepat, layanan ekspedisi kirim dokumen dan barang kemana aja, top up saldo e-money lengkap, layanan tiket pesawat dan kereta, layanan pembayaran tagihan terlengkap, layanan pembelian pulsa, internet dan voucher game lengkap, dengan keuntungan jutaan rupiah tiap bulan. Tertarik bisnis menguntungkan ini? Daftar sekarang disini
Nilai ampere MCB harus sesuai dengan besaran daya listrik yang mengalir di rumah Anda. Jangan membeli MCB tambahan dengan nilai ampere melebihi MCB utama yang ada pada kWh meter PLN. Jika diabaikan, fungsi pemutus arus listrik otomatis ketika terjadi kelebihan beban atau korsleting menjadi tidak bekerja. Hal ini bisa menimbulkan bahaya.
Di bagian muka MCB terdapat kode huruf dan angka yang menunjukkan ukuran ampere. Sebagai contoh, kode C2 menandakan MCB tersebut bernilai 2 A (dua ampere). Begitu pula dengan kode C4, C6, C10, C16, dan seterusnya. Angka belakang setelah huruf C merupakan besaran tegangan dalam satuan ampere.
Ukuran ampere MCB pada umumnya mulai dari 2 A, 4 A, 6 A, hingga 125 A. Untuk mengetahui arus maksimal yang bisa ditangani MCB, Anda bisa mengalikan arus ampere MCB dengan tegangan PLN 220 V. Misalnya, MCB 6 A x 220 V berarti menghasilkan daya maksimal 1.320 VA. Berikut ini adalah beberapa tipe MCB yang direkomendasikan berdasarkan daya listriknya.
Rumah dengan daya listrik 450 VA menggunakan MCB C2 atau maksimal 2 ampere. Anda bisa memilih MCB kode C2 untuk instalasi tambahan agar sistem proteksi dapat bekerja optimal. Misalnya saja, Anda bisa menggunakannya untuk membagi instalasi listrik bagian dapur, seperti pompa air listrik, rice cooker, atau kulkas.
Rumah dengan daya 900 VA menggunakan MCB ukuran 4 ampere. Anda bisa memilih MCB listrik 900 watt dengan ukuran 1–4 ampere untuk instalasi listrik tambahan. Jadi, Anda bisa menggunakannya untuk membagi antara televisi, kulkas, komputer, setrika, dengan pompa air atau lainnya.
Apabila rumah Anda berdaya listrik 1.300 VA, ukuran MCB listrik maksimal adalah 6 ampere. Anda bisa memilih ukuran MCB listrik 1.300 watt dari 1–6 ampere. Penambahan MCB cocok dilakukan di rumah berdaya 1.300 VA untuk membagi beban daya peralatan elektronik yang ada di rumah.
Penetapan ukuran MCB listrik juga berlaku untuk daya listrik yang lebih tinggi. Misalnya adalah MCB C10 untuk 2.200 VA, C16 untuk 3.500 VA, C20 untuk 4.400 VA, dan seterusnya.
Dalam dunia listrik, perlindungan perangkat elektronik dan kelistrikan rumah atau bangunan menjadi sangat penting. Salah satu perangkat yang memiliki peran krusial dalam menjaga stabilitas listrik adalah MCB, atau Miniature Circuit Breaker. Pada artikel ini kita akan mencoba membahas dan mendalami mengenai fungsi MCB pada listrik dan berbagai jenis MCB yang umum digunakan. Selain itu, akan diberikan rekomendasi MCB yang baik dan tips memilih MCB yang benar untuk kebutuhan spesifik.
Fungsi MCB pada Listrik MCB, atau Miniature Circuit Breaker, adalah perangkat proteksi listrik yang berfungsi untuk melindungi sirkuit listrik dari beban berlebih, hubungan singkat, dan arus lebih. Fungsi utama MCB adalah untuk memutuskan aliran listrik ketika terjadi gangguan atau kondisi berbahaya pada sirkuit, sehingga mencegah kerusakan lebih lanjut dan risiko kebakaran.
Jenis-Jenis MCB Ada beberapa jenis MCB yang umum digunakan, masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan tertentu. Pemahaman mengenai jenis-jenis MCB ini penting agar pemilihan perangkat sesuai dengan aplikasi dan lingkungan yang diperlukan.
Rekomendasi MCB yang Baik Dalam memilih MCB yang baik, beberapa faktor perlu dipertimbangkan agar sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan penggunaan. Berikut adalah beberapa rekomendasi dalam memilih MCB yang berkualitas:
Tips Memilih MCB yang Benar Dalam memilih MCB, ada beberapa tips yang dapat membantu Anda menentukan pilihan yang tepat sesuai dengan kebutuhan spesifik:
Kesimpulan MCB memainkan peran penting dalam melindungi sirkuit listrik dari berbagai gangguan dan risiko kebakaran. Dengan memahami fungsi MCB, jenis-jenis MCB yang tersedia, serta tips memilih MCB yang benar, pengguna dapat memastikan perlindungan listrik yang optimal untuk rumah atau bangunan mereka. Memilih MCB yang sesuai dengan kebutuhan spesifik dan lingkungan penggunaan akan meningkatkan efisiensi dan keamanan sistem listrik secara keseluruhan.
Dalam memilih tipe MCB yang tepat, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan spesifik sirkuit listrik dan lingkungan tempat MCB akan digunakan. Beberapa produsen MCB juga menyediakan panduan teknis dan informasi produk yang membantu konsumen dalam membuat keputusan yang cerdas. Seiring dengan kemajuan teknologi, terus muncul inovasi baru dalam dunia MCB, memperluas opsi dan meningkatkan efisiensi perlindungan listrik.
Untuk belanja dan info kemitraan? klik banner di bawah ini
We use cookies to ensure that we give you the best experience on our website. If you continue to use this site we will assume that you are happy with it.
Pada zaman sekarang, sangat jarang untuk melihat daerah yang tidak menggunakan listrik sama sekali. Baik di kota, maupun di daerah pedesaan, semua sudah mulai menggunakan listrik. Jika kita berbicara tentang pemakaian listrik beserta alat-alatnya, pasti juga terdapat sebuah panel listrik. Panel listrik adalah sebuah perangkat yang mengatur dan mendistribusikan listrik dari sumber listrik ke alat-alat listrik pada fasilitas tersebut.
Gambar Panel Listrik pada Rumah
Jika anda pernah melihat panel listrik, pasti anda setidaknya pernah melihat sebuah alat yang memiliki
seperti gambar diatas. Tetapi, mungkin banyak dari kita yang tidak tahu apa alat itu dan apa fungsinya. Alat tersebut yang disebut dengan
Fungsi dari CB sendiri adalah sebagai proteksi dan pemutus arus apabila terjadi kelebihan beban ataupun terjadi hubung singkat. CB menjadi hal yang sangat penting karena kegagalan fungsi dari CB dapat menimbulkan kebakaran.
CB sendiri mempunyai banyak jenis yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Pada artikel ini, kami akan membahas dua jenis CB, yaitu
. Mengapa ada banyak sekali jenis CB? Apa perbedaan keduanya?
MCB Schneider Electric
MCCB Schneider Electric
Walaupun berfungsi sama, MCB Listrik dan
memiliki beberapa perbedaan. Semuanya terangkum dalam tabel dibawah ini.
Perbedaan pertama adalah rating arus. Rating arus adalah konsumsi arus yang dibutuhkan oleh alat tersebut untuk beroperasi. MCB listrik memiliki kapasitas rating arus yang lebih kecil, hanya sampai 63 Amps. Sedangkan MCCB memiliki kapasitas rating arus sampai dengan 1000 Amps. Sehingga MCB listrik lebih cocok untuk dipakai di alat-alat dengan rating kecil, sedangkan MCCB digunakan untuk alat-alat yang lebih berat. Harga MCB listrik juga lebih murah dari MCCB, hal ini dikarenakan MCCB memang ditujukan untuk digunakan pada alat-alat yang berat. Dari ukuran, MCCB juga lebih besar.
adalah batas ambang arus yang melewati CB yang menyebabkan CB itu untuk
Sehingga, ketika arus yang melewati CB melewati jumlah seharusnya, maka CB akan otomatis memutus arus itu. Jumlah arus yang melebihi jumlah sebenarnya adalah hal yang sering menyebabkan kebakaran pada bangunan, sehingga CB penting untuk berfungsi dengan baik. Pada MCB listrik,
tidak bisa diatur, sedangkan pada MCCB,
bisa diatur oleh pengguna sesuai kebutuhan.
adalah batas dari arus yang melewati CB sebelum CB tersebut rusak. Jika arus melewati lebih dari batas
, maka CB tidak akan berfungsi. MCCB memiliki nilai yang lebih tinggi dari MCB listrik. MCCB juga memiliki kemampuan untuk berfungsi dalam kondisi
(ketika tegangan lebih rendah dari batas yang ditentukan) dan
(dapat memutus arus dari sumber eksternal, bukan hanya karena melebihi batas arus yang diperbolehkan)
Dari penjelasan diatas, sudah jelas bahwa MCCB mempunyai lebih banyak fitur daripada MCB listrik. Tetapi, perlu juga diperhatikan tentang keperluan pengguna itu sendiri. MCCB lebih dibutuhkan pada level industry dan komersil. Apabila ingin memasang CB pada rumah, MCB listrik dirasa cukup untuk menjalankan fungsinya.
Schneider Electric sendiri memiliki kedua produk tersebut, untuk mempelajari lebih lanjut, klik pada link dibawah ini.